Tulis atau lisan?
Menulis merupakan hal yang bisa dibilang cukup ringan untuk dikerjakan juga bukan perkara yang mudah untuk dituntaskan. Kalau menulis banyak kendala yang dijumpai. Mood jelek, pikiran sedang buntu, gak ada inspirasi, dan lain-lain. Kalau ditanya, lebih sulit mana antara berkomunikasi melalui tulisan atau lisan secara spontan? Lebih suka menjawab pertanyaan secara tertulis ataupun lisan? Saya akan menjawab dengan terbuka bahwa, berbicara secara langsung di hadapan banyak orang itu jauh lebih sulit dilakukan ketimbang menulis di kertas atau buku.
Menurut saya, berbicara secara spontan merupakan hal yang sangat susah. Terlebih jika orang itu adalah orang yang tertutup, dan pemalu, sementara ia terbiasa menuangkan segalanya melalui tulisan, seperti saya. Meskipun saya telah mencoba hal mengurangi hal tersebut dengan tetap mengendalikan suasana ataupun alur pembicaraan, namun susah sekali untuk mengentaskannya. Beban mental dan psikologis akan sangat menghinggapi ketika sedang berada di depan, ditambah banyak pasang mata yang melihat. Serasa tak fokus dan terombang-ambing tak terarah. Ketika berbicara, seseorang dituntut untuk berlaku sebaik mungkin, terutama setiap untaian kata yang keluar dari mulut. Tidak etis rasanya menggunakan bahasa yang terdengar kasar. Tak jarang kita bisa saja berbuat blunder atas apa yang telah kita katakan. Jadi sulitnya berbicara dengan orang lain ataupun dihadapan banyak orang adalah mengendalikan setiap ucapan serta kita dituntut untuk memilah kata yang baik dan cepat untuk diucapkan sebagai respon kita menanggapi isi pembicaraan. Dimana ucapan itu sebisa mungkin tidak membuat tersinggung atau melukai hati seseorang. Respon dari pembicaraan akan berpengaruh pada reaksi dari lawan bicara. Meskipun, terkadang maksud kita ingin berkata seperti ini (konotasi baik), namun yang ditangkap lawan bicara justru lain dari yang kita maksud (konotasi buruk).
Lain lagi, ketika tidak semua orang memiliki mental dan pribadi yang kuat. Ada orang yang lebih suka diam namun harus dipaksa berbicara, ya susah hasilnya. Sekuat apapun upaya yang di lakukan untuk mengubah karakter seseorang, akan sulit untuk mengubah hal itu. Karena apa, karakter setiap individu memang sudah melekat dan tertanam semenjak kecil dan dibawa hingga dewasa. Hal itu menurut saya berlaku pada bagian ini. Setiap orang punya cara berkomunikasi dan mengekspresikan diri yang berbeda - beda.
Seperti saya. Saya lebih suka menuangkan segala hal melalui tulisan, meskipun komunikasi secara lisan pun masih jadi pilihan utama. Dengan menulis kita dapat mengeluarkan segala daya yang ada di otak dan pikiran kita secara baik dan lebih terperinci, dibanding saat kita berbicara dimana mengharuskan kita untuk berpikir secara langsung juga mengeluarkan kata yang terlintas dipikirkan saat itu saja. Terkadang hal itu juga tidak pas dan bisa saja pada akhirnya menjadi bumerang bagi diri sendiri. Ketika kita menulis, kita dapat mengeksplorasi kata yang lebih tepat digunakan, tanpa terlewat dari esensi yang sebenarnya diperlukan. Penyampaian komunikatif melalui tulisan menurut saya akan terasa lebih estetis. Kita dapat memilih dan memilah kata yang tepat untuk disampaikan, meskipun tanpa menunjukkan ekspresi secara langsung. Namun, kita bisa menggunakan tanda baca sebagai pengganti ekspresi dan intonasi yang sepadan.
Selanjutnya, tulisan terasa lebih mendalam ketimbang lisan. Bukan sekadar barisan huruf yang tersusun dan berjajar rapi, melainkan sebuah keniscayaan yang luar biasa. Siapa sangka, kalau tulisan itu lebih ajaib daripada seutas kata yang keluar dari mulut seseorang. Walau harus diakui bahwa terkadang ada saja tulisan yang ambigu serta sulit dipahami dari sisi teknis maupun non teknis.
So, setiap pribadi memiliki cara masing - masing untuk mengekspresikan dirinya. Berbeda itu wajar teman - teman, karena kita memang hidup di lingkup yang beragam dan tak bisa dipaksakan untuk sama. Tak perlu menghakimi mana yang benar ataupun salah, selama pilihan itu membawa dampak yang positif dan tidak merugikan orang lain. Itulah perspektif saya mengenai komunikasi.
Terima kasih!

Komentar